Studi baru menemukan, swafoto tak hanya memberi dampak psikologis untuk pelakunya, tetapi juga terhadap teman-temannya di media sosial yang mengikuti postingnya.
Menurut peneliti dari Penn State University, terlalu sering melihat selfie orang lain di media sosiaknya berhubungan dengan penghargaan diri dan kepuasan hidup lebih rendah.
Survei dilakukan terhadap 225 pengguna media sosial dengan usia rata-rata 33,80 dari yang aktif di Facebook. Mereka juga menggunakan Instagram, Twitter, Snapchat, Tumblr, dan Tinder.
![]() |
Taken from Google Image |
"Hal ini dapat menimbulkan perasaan kesepian, terkecualikan atau kecewa terhadap hidup diri sendiri."
Peneliti tidak menemukan hubungan antara frekuensi pengunggahan dan penghargaan dan kepuasan diri. Riset lain menemukan, upaya membuat foto sempurna dapat merusak kebahagiaan di kehidupan nyata.
Dikemukakan, semakin banyak orang melihat selfie orang lain, maka semakin rendah kadar penghargaan diri dan kepuasan hidup mereka.
"Orang biasanya mengunggah selfie ketika mereka bahagia atau bersenang-senang," kata salah satu peneliti, Ruoxu Wang.
"Hal ini mudah membuat orang lain melihat foto-foto itu dan berpikir hidupnya tak sebahagia orang lain," katanya.
Hasil penelitian yang diterbitkan di Journal of Telematics and Informatics ini juga menemukan perbedaan antara "selfie" dan "groupie" (gaya selfie yang menampilkan lebih dari satu orang alias foto rame-rame).
Peneliti tidak menemukan hubungan antara frekuensi pengunggahan dan penghargaan dan kepuasan diri. Riset lain menemukan, upaya membuat foto sempurna dapat merusak kebahagiaan di kehidupan nyata.
Dikemukakan, semakin banyak orang melihat selfie orang lain, maka semakin rendah kadar penghargaan diri dan kepuasan hidup mereka.
"Orang biasanya mengunggah selfie ketika mereka bahagia atau bersenang-senang," kata salah satu peneliti, Ruoxu Wang.
"Hal ini mudah membuat orang lain melihat foto-foto itu dan berpikir hidupnya tak sebahagia orang lain," katanya.
![]() |
Taken from Google Image |
Rata-rata melihat foto group tampaknya mendongkrak penghargaan diri dan kepuasan para pesertanya.
Itu mungkin karena pemirsanya mungkin termasuk dalam kelompok ini dan memperkuat rasa komunitas dan kebersamaan.
Hasil penelitian ini pun menemukan, hanya dengan menonton unggahan orang lain di media sosial, tak memencet tombol like atau mengunggah di akun diri sendiri, berdampak nyata bagaimana kita memandang diri sendiri. Sangat besar efek Media Sosial bagi kehidupan nyata, karena pada dasarnya SosMed adalah nyata. Sebagian orang mengeluhkan kesedihan maupun mengekspresikan kebahagiaanya secara nyata, sebagaimana mereka mengalaminya. Semoga bermanfaat.
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.